Saat kita merasa hampir menyerah dalam suatu tantangan, seringkali kita cenderung untuk mundur atau meninggalkan apa yang kita perjuangkan. Namun, ada sebuah teknik yang bisa membantu kita terus maju dan mencapai kesuksesan. Teknik ini dikenal dengan "Cookie Jar Technique" atau Teknik Toples Kue.
Mengapa namanya "Cookie Jar Technique"?
Saya selalu membayangkan otak saya seperti sebuah toples yang penuh dengan kue-kue favorit. Kue-kue ini bukan sekadar camilan biasa, tetapi representasi dari berbagai keberhasilan yang pernah saya raih. Misalnya, saat saya berhasil mendapatkan nilai terbaik di sekolah, memenangkan lomba menulis saat kuliah, atau bahkan saat saya memberanikan diri mengungkapkan perasaan kepada seseorang dan ternyata diterima dengan baik.
Saya masih ingat ketika saya menjalani tahun terakhir di bangku kuliah. Saat itu, saya harus menyelesaikan skripsi yang terasa sangat melelahkan. Setiap hari saya duduk di perpustakaan kampus dari pagi hingga malam, berusaha menyusun kata demi kata. Di awal, saya semangat, tetapi saat sampai di bab tiga, rasa lelah dan bosan mulai menghantui. Saya ingin berhenti, menyerah, dan menunda pekerjaan. Namun, saya ingat teknik sederhana yang selalu membantu saya melewati momen-momen sulit ini: Teknik Toples Kue.
Saya berhenti sejenak, menarik napas dalam-dalam, lalu mengambil 'satu kue' dari toples pikiran saya. Saya mengingat kembali masa di mana saya berhasil menyelesaikan tugas-tugas berat sebelumnya—misalnya, saat saya menyelesaikan proyek besar di tempat magang. Saya mengingat bukan hanya hasil akhirnya, tetapi juga rasa bangga dan puas yang saya rasakan saat itu. Dengan perasaan itu, saya kembali mengetik, melewati bab berikutnya dengan semangat yang baru.
Namun, rasa malas kembali datang ketika saya mulai bekerja di kantor pertama saya. Ada saat di mana saya harus membuat laporan analisis data sepanjang 20 halaman dalam waktu singkat. Saat sampai di halaman ke-10, saya merasa hampir menyerah. Saya pun mengambil 'kue' lainnya—mengingat saat saya pernah bangun lebih awal dari biasanya demi menyelesaikan pekerjaan saat masih kuliah, dan betapa bangganya saya saat semuanya selesai dengan baik. Teknik ini benar-benar bekerja! Tanpa saya sadari, laporan itu akhirnya selesai tepat waktu.
Teknik ini juga saya terapkan dalam berbagai aspek kehidupan. Ketika saya merasa malas untuk berolahraga, saya mengingat kembali bagaimana segarnya tubuh saya setelah sesi latihan sebelumnya di pusat kebugaran dekat rumah. Saat saya merasa tidak percaya diri menghadapi presentasi besar di kantor, saya mengingat bagaimana saya berhasil mengatasi tantangan serupa di masa lalu saat mengikuti kompetisi debat di kampus.
Yang paling penting dalam Teknik Toples Kue ini bukan hanya sekadar mengingat kejadian sukses di masa lalu, tetapi juga merasakan kembali emosi yang menyertainya. Perasaan bangga, bahagia, dan puas adalah bahan bakar yang bisa meningkatkan semangat dan motivasi kita.
Jadi, setiap kali saya merasa lelah, bosan, atau ingin menyerah, saya selalu membuka toples ini dan mengambil satu kue keberhasilan. Dengan cara ini, saya selalu menemukan semangat baru untuk melanjutkan perjuangan. Semoga teknik ini juga bisa membantu Anda dalam menghadapi berbagai tantangan hidup!